/>

Thursday, March 30, 2017

Review : Segala Yang Tajam - Gillian Flynn



 Judul : Segala yang Tajam
 Penulis : Gillian Flynn
 Genre : Thriller
 Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
 Alih Bahasa : Ariyantri Eddy Tarman
 Bahasa : Indonesia
 Tebal : 336 hlm
 Format : Softcover
 Terbit : Juni 2016
 ISBN13 : 978-602-033-070-9
 Harga : Rp. 78,000,-
Sinopsis :
Camille Preaker dihadapkan pada tugas reportasi yang sulit: dia harus kembali ke kota asalnya untuk menyusun liputan mengenai pembunuhan dua anak perempuan. Padahal, sudah bertahun-tahun Camille nyaris tidak pernah berbicara dengan ibunya yang menderita hipokondria serta adik tirinya, gadis cantik tiga belas tahun yang menebarkan pesona yang mampu menyihir kota kecil itu.
Kini, mendekam di kamar lamanya di rumah besar bergaya Victoria itu, Camille menemukan banyak kesamaan antara dirinya dengan para korban yang masih sangat muda. Dibayangi hantu-hantunya sendiri, Camille berupaya keras mendapatkan cerita yang dia inginkan––yang mengharuskan dia menggali dan membongkar masa kecilnya yang ganjil dan kelam.

Review :
Setelah sekian lama vakum nulis, akhirnya bisa nulis lagi. Sebagaimana siswa kelas akhir, pastinya disibukkan sama sekolahnya. Tapi, baca buku ga pernah absen kok :p. Cuma mesti pandai-pandai curi waktu.

Kali ini, ada seorang wanita bernama Camille Preaker, seorang reporter Chicago Daily Post, ditugaskan untuk meliput kasus pembunuhan di kota kelahirannya, Wind Gap. Camille sedikit tegang mendengarnya. Kenangan tidak menyenangkan akan kehidupan masa kecilnya hinggap di kepalanya. Ia bahkan tidak dekat dengan ibunya, ayah tirinya, dan adik tirinya. Bukan tanpa sebab Camille meninggalkan Wind Gap. Ia benar-benar terpurtuk dengan kematian adiknya, Marian. Marian meninggal karena sakit. Hanya itu yang Camille tahu.

Berat hati, ia berangkat ke Wind Gap untuk mencari berita demi atasannya, Curry. Ibunya bahkan tidak menyambutnya. Baru saja datang, sudah ditanya kapan pulang. Ibunya memang dingin, sinis, dan sedikit terkesan psychotic di hadapannya. Namun, tidak di hadapan Amma atau Marian, mendiang adiknya. Secara kasat mata, sang Ibu kurang menyukai Camille (bukan kurang suka, nyaris gasuka sama sekali!). Menurut ibunya, Camille terlalu banyak memberontak.

Korban siksaan mental lainnya adalah adik tirinya, Amma, yang sudah lama tidak ia ingat-ingat lagi. Sekarang ia tumbuh menjadi gadis 13 tahun dengan kelakuan yang berubah-ubah. Amma dirumah lebih manis dari Amma bersama teman-temannya. Amma sedikit liar di luar rumah. Amma adalah tipe gadis dominan dan bersedia menukar dirinya untuk narkoba.

Buku ini pun mengupas sedikit demi sedikit secara menyakitkan tentang kehidupan Camille. Camille seringkali menyayat, menusuk, mengukir tubuhnya untuk melampiaskan depresinya. Tak satu inci pun kulitnya tidak disayat, kecuali wajah.

“Aku suka mengiris kulitku sendiri. Juga memotong, menyayat, mengukir, menusuk. Aku kasus yang sangat istimewa. Aku punya tujuan. Begini, kulitku menjerit. Kulitku dipenuhi kata - masak, cupcake, kucing, keriting - seperti anak kecil yang memegang pisau belajar menulis di kulitku.” -Camille, hal. 83

“Dan di dekatnya, kata pertamaku, diiris pada hari musim panas mencemaskan pada usia tiga belas : jahat.” -Camille, hal. 83

Camille pun berpetualang menyelidiki kasus pembunuhan dua gadis kecil ini. Sayangnya, ia lengah. Ia menggali terlalu dalam. Ia tidak hanya menggali kehidupan korban-korban tersebut, namun ia juga menggali kehidupannya dan kematian Marian. Camille harus membayar atas segela keingintahuannya dan hutangnya terhadap Marian. 

Buku yang merupakan buku debut Gillian Flynn ini mengangkat tema dysfunctional families, kekerasan, dan self-harm. Sensasi yang ditawarkan buku ini tidak main-main. Gelap, perih, sakit, depresi. Mungkin kata-kata ini cukup menggambarkan apa yang aku rasakan. Jujur, buku ini sempat mempengaruhi pikiranku. Roh buku ini sangat-sangat kuat. Cara Flynn membawakan karakter Camille yang tersiksa mentalnya, benar-benar hidup di buku ini. Aku sempat terpaku dan hampir menangis betapa gelap dan menyakitkan hidup Camille.

Plot twistnya cukup mengagetkan. Benar-benar tidak bisa ditebak. Walaupun beberapa halaman sebelumnya telah memberikan sedikit clues tentang siapa pembunuhnya. Yah, kayak kode-kode gitu. Buku ini tak hanya ‘menyiksa’ mental. Seakan merasakan siksaan fisik di dalam buku tersebut. Seperti 'membunuh'mu pelan-pelan. Seperti disayat perlahan, merasakan setiap sensasi sayatan namun kamu belum mati. Yah, agak gelap sih tapi ya emang gitu rasa buku ini.

Alurnya tidak terburu-buru. Cenderung perlahan. Saking pelannya, kamu tidak tahu kalau kamu sudah jatuh ke lubang misteri yang dalam. Salut banget sama penuturan plotnya. Ga diburu-buru mengakhiri. Such an oddly-beautiful book. Membaca buku ini membutuhkan waktu lama untukku. Bukan tipikal buku yang cuma membalikkan halaman. Buku ini diresapi pelan-pelan. Bahkan, saat aku membaca buku ini, halamannya sedikit keriting, agak lecek karena dibawa kemana-mana.

 original cover
source : wikipedi

Untuk para pembaca buku-buku thriller, please add this book to your TBR list. Jangan lupa buat stay sane selama membaca buku ini. Buku ini akan melayangkan pikiranmu kemana-mana dan mengacak-ngacak jiwamu.


Give it 4.7/5 untuk buku debut Flynn dan jeritan-jeritan di kulit Camille

Goodbye,
lovelots!
xoxo

No comments:

Post a Comment

 

Template by BloggerCandy.com | Header Image by Freepik