/>

Wednesday, June 7, 2017

Review : Mahardikans - Resti Dahlan


 Judul : Mahardikans
 Penulis : Resti Dahlan
 Genre : Teenlit
 Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
 Bahasa : Indonesia
 Tebal : 280 hlm
 Format : Softcover
 Terbit : Cetakan pertama, April 2017
 ISBN13 : 978-602-033-704-3
 Harga : Rp. 59,000,- , TB. Gramedia Mal Cinere

Sinopsis :

"Pertama, nggak ada yang boleh tau tentang hubungan kita. Kedua, jangan ajak gue ngobrol di sekolah. Dan ketiga, terserah lo mau berteman sama siapa aja di sekolah. Asalkan... dia bukan anak IIS." 

Kekey sudah menduga kehidupannya akan semakin suram karena terpaksa satu sekolah dengan Elgo, musuh bebuyutannya. Tapi dia tidak menyangka rasanya akan seneraka ini. Apalagi setelah ia bertemu Arky, seniornya yang super ramah dan Zammar, artis idolanya sejak kecil yang ternyata anak IIS. 


Ditambah lagi permusuhan dua kubu SMA Mahardika. Elgo, Derrick, Endru, dan Abim dari kubu MIA. Sedangkan Arky, Zammar, Kevin dari kubu IIS. Kekey yang tidak tahu apa-apa mendadak terseret ke dalam pusaran pelik itu. Apa yang harus Kekey lakukan?

Resensi : 
SMA Mahardika, SMA swasta yang reputasinya tidak perlu ditanya lagi. Buat masuk ke sini tidak semudah mengandalkan nilai UN atau sederet kenalan-kenalan lainnya. Masuk ke sini butuh melalui serangkaian tes. Bukan hal aneh kalau Mahardikans --sebutan untuk murid SMA Mahardika-- memenuhi perguruan tinggi favorit ataupun menjadi orang yang berhasil. Sayangnya, keterangan ini masih belum bisa membujuk Kekey untuk ‘ikhlas’ bersekolah di Mahardika. Bukan tanpa sebab sih, alasannya itu dipicu oleh kehadiran musuh bebuyutannya yang juga bersekolah di sini.

Kekey menjadi tidak mood buat masuk SMA karena memikirkan hal itu. Masih hari pertama pun dia sudah terlambat. Saat akan berjalan menuju kelasnya, ia melihat keramaian di lapangan SMA Mahardika. Kekey lantas menyeruak di antara kerumuman itu. Ia melihat empat orang cowok yang salah satunya familier di mata Kekey, Elgo, sang musuh bebuyutan, sedang melakukan LOS susulan untuk siswa yang tidak mengikutinya kemarin dan mengisengi salah satu siswi dengan melempar tasnya ke ring basket. Kekey langsung sigap menolong gadis tersebut. Keempat cowok tersebut terkejut mendapati Kekey berani melawan mereka, yang legend-has-it adalah pentolan Mahardika jurusan MIA itu. Kekey dijanjikan sekotak cokelat dan boneka bila berhasil.

Sekotak cokelat pun menghampirinya disertai kertas yang isinya tulisan untuk berhati-hati. Tak lama, kotak cokelat lainnya dengan kertas yang isinya kurang lebih sama. Datang lagi sampai total empat kotak cokelat ia terima. Awalnya sih cuma gertakan-gertakan biasa. Namun, lama-kelamaan gertakan itu menjadi lebih intens. Apalagi setelah ia mengenal Kak Arky, pentolan Mahardika dari jurusan IIS dan secara mengejutkan, Zammar, idolanya yang bersekolah di Mahardika. 

“Hidup kadang penuh kejutan, Key” -Zammar, pg.236

Benar saja apa kata Zammar, hidup Kekey sudah tidak biasa-biasa lagi. Semenjak hari itu, dirinya selalu diributkan antara geng Elgo yang terdiri atas Derrick, bulenya Mahardika; Endru , si kalem yang agak bandel; dan Abim, sang pemeriah suasana dan geng Arky, seniornya IIS, Zammar sang idola, dan Kevin, sang pewaris tunggal hotel ternama di Jakarta. Ada saja yang menyebabkan mereka bertikai dan sialnya, Kekey selalu terseret ke dalam pusaran tersebut. Kekey mencoba sebisa mungkin untuk menghindar dari konflik itu dengan mengikuti perkataan Elgo untuk menjauh dari Arky. Entah itu kutukan atau anugerah, ia selalu dipertemukan dengan Arky. Satu hal yang Kekey lengah, ternyata, semua hal yang terjadi padanya berujung pada suatu memori dan rahasia.

Itulah sekelumit cerita dari buku bersampul pink-biru ini. Sekarang, kita hahas buku ini. Pertama nemu buku ini, agak skeptis sih. Bakal kayak cinta-cintaan SMA ga ya? Bakal klise ga ya? Bakal begini ga ya? Bakal begitu ga ya? dan semuanya sedikit teringankan oleh kalimat dari Kak Esti Kinasih yang menaruh endorsement di covernya dan saya pikir, mungkin bagus dan pas dibaca, semua pikiran itu ngembus gitu aja. Buku ini rame banget asliiiii. I can’t stop flip the pages! Bahas plotnya, ini plotnya mengalir dan dikemas dengan baik. Latar yang dipakai pun realistik. By the meaning of realistic, ini sesuai banget sama SMA sekarang. Istilah-istilahnya juga hal-hal yang terjadi di SMA sekarang. Penuturannya agresif, mengajak pembaca untuk merasakan apa sih yang terjadi antara para Mahardikans itu. Karakternya cantik dan rapi, digambarkan jelas dan on track. Somehow, karakternya saling melengkapi. 

Hal lain yang bakal dibahas adalah twist. Writer menaruh twist nyaris di setiap persitiwa yang terjadi di Mahardika. Semua itu strong sampe akhir dan hebatnya, writer seperti tidak kehabisan kejutan untuk diberikan kepada kita para pembaca. Aku sendiri tidak berhenti untuk berkata “SAY WHAAAAAAT?” atau “OH MY GOD”. I have to salute you for that, kak Resti.

Buku ini benar-benar memegang inti teenlit. Penggambaran remaja tanpa harus diberikan dash of romance. Berdiri kuat tanpa harus ada adegan-adegan roman yang tidak perlu. Semua hal yang terjadi saling berkesinambungan dan menghasilkan sebuah ending yang bisa dibilang, cukup memuaskan. Btw, kutipan di buku ini bagus-bagus loh hehehe.

Anyway, buat kesimpulannya, ini buku worth-to-read dan menghibur banget. I would recommend this to you, teenagers. Especially, buat para remaja tingkat SMA. ini keren dan relatable banget buat kalian. Let me know if you read this book and kalian berada di #TeamElgo atau #TeamArky? Put your support on the comment section!

Worth a 4/5 stars for Mahardikans

Tuesday, June 6, 2017

Review : Momiji - Orizuka


 Judul : Momiji
 Penulis : Orizuka
 Genre : fiction, family romance
 Penerbit : Penerbit Inari
 Bahasa : Indonesia
 Tebal : 210 hlm
 Format : Softcover
 Terbit : Cetakan pertama, Mei 2017
 ISBN13 : 978-602-604-438-9
 Harga : Rp. 59,000,- , TB. Gramedia Mal Cinere
Sinopsis :
Patriot Bela Negara lelah punya nama seperti, terutama karena dia memiliki fisik dan mental yang sama sekali tidak seperti patriot, apalagi yang siap membela negara.
Seumur hidupnya, Patriot diolok-olok hingga akhirnya, dia memutuskan memberontak. Dia jadi gandrung Jepang, belajar bahasa Jepang, dan punya cita-cita pergi ke Jepang untuk bertemu Yamato Nadeshiko-tipe wanita ideal versi Jepang.
Di usianya yang kedua puluh, Patriot akhirnya berada selangkah lebih dekat dengan cita-citanya itu. Dia menginjak Jepang untuk ikut program pendek musim gugur di Osaka dan beruntung baginya, orang tua inang tempatnya homestay punya anak gadis seusianya.
Shiraishi Momiji, gadis itu, mungkin adalah buah penantiannya selama ini.
....atau mungkin bukan.
Resensi :
Buku yang bersampul perempuan muda berambut red flame ini dibuka dengan penceritaan singkat tentang laki-laki kikuk yang namanya gagah abis, Patriot Bela Negara. Sesungguhnya, sang karakter kurang menyukai nama tersebut. Selentingan-selentingan berkaitan namanya sudah sering sekali ia dapatkan. Terutama bila berkaitan dengan lawan jenis. Untungnya, saat SMA seseorang menyingkat namanya menjadi Pabel.

Sayangnya, akibat selentingan tersebut, ia tidak jadi senasionalis namanya. Sebaliknya, ia sangat suka budaya Jepang. bahkan, ia rela menghabiskan tabungannya untuk ikut semester musim gugur di negara yang terkenal akan bunga sakuranya. Ia ingin namanya berlalu dalam negara lain dan mendapatkan perempuan pujaanya. Tipikal Yamato Nadeshiko.

Sampailah ia di Osaka, Jepang. Tempat tabungan melabuhkannya. Ia tinggal bersama keluarga Shiraishi selama ia di Jepang. Pada satu kesempatan,Nanami-san menunjukkan sebuah foto seorang gadis yang sangat memenuhi kriteria Pabel. Pabel tertarik akan sang Momiji --gadis di foto-- yang katanya sedang berada di luar kota.
 "Momiji berarti dedaunan yang berubah merah di musim gugur, identik dengan maple Jepang; dedaunan yang seolah memberikan rasa hangat di tengah dinginnya musim itu" -pg.8
Kedatangan Pabel ke rumah tersebut ternyata dibarengi kedatangan Momiji. Namun, pertemuan keduanya bisa dibilang tidak berjalan mulus. Pabel sebenarnya terkejut akan Momiji. Ia tidak menyangka bahwa kehadiran Momiji membawa banyak kejutan dalam hari-harinya di Osaka.

Momiji, buku keluaran Orizuka yang baru ini ternyata cukup memikat hati. Ini info ga penting sih, but kadar memikatnya itu bisa bikin nunda mandi sore-sore. Serius hahaha. Pengenalan karakter Pabelnya enak banget, maksudnya, kita bisa proyeksiin Pabel itu gimana dan tetap strong sampai akhir buku. Latarnya sendiri pun mendetil. Aura bukunya ringan sampai di akhir. Penuturannya santai dan halus.

Plotnya sendiri dominan linear. Bagian twistnya, benar-benar bikin kaget dan sangat tidak disangka-sangka. Membaca endingnya, gantung. Cliffhanger. Ya apalah itu kalian nyebutnya, pokoknya masih belum ikhlas liat kata TAMAT. Suasana yang dibangun sama writer juga enak, rasa Jepangnya terasa. Writernya memahami kebutuhan readers juga sih. I mean, dikasih footnotes untuk istilah-istilah Jepang, jadinya kita tetap enjoy sepanjang buku tanpa harus browsing istilah tersebut.

Entahlah, ada satu pikiran yang hinggap ketika baca buku ini, yaitu, pahlawan ga selalu keliatan gagah. Pahlawan ga selalu berkuda putih dan pandai diplomasi. Pahlawan sesungguhnya adalah yang orang yang penuh toleransi dan tidak egois. Nice writing, kak Orizuka :)

Aku kasih 3/5 untuk red-flamed Momiji 

Goodbye,
lovelots!
xoxo
 

Template by BloggerCandy.com | Header Image by Freepik