/>

Friday, March 11, 2016

Review : The School For Good And Evil - Soman Chainani


Judul : The School For Good And Evil
Author : Soman Chainani
Genre : Fantasy, Romance, Fiction
Penerbit : Bhuana Sastra
Bahasa : Indonesia
Tebal : 580 halaman
Cover : Softcover
Terbit : 2013 (US), 2014 (ID)
ISBN 13 : 978-602-031-753-3
Catatan : Buku series, #1
Harga : Rp. 84.000,-

Sinopsis :

Tahun ini, Sophie dan Agatha digadang-gadangkan menjadi murid Sekolah kebaikan dan Kejahatan yang legendaris, tempat anak-anak laki-laki dan perempuan dididik menjadi pahlawan dan penjahat dalam dongeng. Dengan gaun pink, sepatu kaca, dan ketaatannya pada kebajikan, Sophie sangat yakin akan menjadi lulusan terbaik Sekolah Kebaikan sebagai putri dalam dongeng. Sementara itu, Agatha, dengan rok terusan warna hitam yang tak berlekuk, kucing peliharaan yang nakal, dan kebenciannya pada hampir semua orang, tampak wajar dan alami untuk menjadi murid Sekolah Kejahatan.

Namun, ketika kedua gadis itu diculik oleh Sang Guru, terjadi sebuah kesalahan. Sophie dibuang ke sekolah kejahatan untuk mempelajari Kutukan Kematian; sementara Agatha masuk ke sekolah kebaikan bersama para pangeran tampan dan putri cantik mempelajari Etiket Putri. Bagaimana jika ternyata kesalahan ini adalah petunjuk pertama untuk mengungkap diri Sophie dan Agatha yang sesungguhnya?

Sekolah Kebaikan dan Kejahatan menawarkan petualangan luar biasa dalam dunia dongeng yang menakjubkan, di mana satu-satunya jalan keluar dari dongeng adalah... bertahan hidup. Di Sekolah Kebaikan dan Kejahatan, kalah dalam bertarung dalam dongengmu bukanlah pilihan.

Resensi :


Di hutan purbakala


Berdirilah sekolah kebaikan dan kejahatan

Dua menara bagai kepala kembar

Satu untuk yang tulus

Satu untuk yang keji

Sia-sia mencoba kabur

Satu-satunya jalan keluar adalah

Melalui dongeng


Cerita ini dimulai dari kisah persahabatan antara Sophie dan Agatha. Sophie yang sangat feminin dan centil bertemu dengan Agatha yang goth dan cuek. Bab awal dari novel ini cukup menggambarkan karakter yang akan dibangun di bab-bab selanjutnya.

Penggambaran lingkungannya pun sangat baik. dimana tempat tinggal Sophie dan Agatha adalah sebuah desa dnegan hutan tak bertepi. Mau seperti apapun usahamu untuk keluar, kau tak akan pernah keluar.

Cerita sesungguhnya dimulai ketika banyaknya anak berusia remaja hilang dan berakhir dalam dongeng. atau setidaknya, mirip. Semua buku itu memiliki cap. Cap angsa putih dan angsa hitam dan bertuliskan "Sekolah Kebikan dan Kejahatan". Seluruh desa pun khawatir anak-anak mereka akan diculik oleh Sang Guru dan mengirimkan mereka kepada SKK.

Petualangan keduanya sangat terasa di buku ini. Bagaimana Sophie yang protes dirinya ditempatkan di Sekolah Kejahatan dan Agatha yang sangat ingin kabur dari Sekolah Kebaikan. Sophie merasa dirinya adalah putri yang manis nan baik dan Agatha merasa dirinya biasa saja, cenderung tidak masalah apabila masuk Sekolah Kejahatan.

Nyatanya, mereka tidak bisa keluar dari sekolah mereka. Mereka terjebak. Mereka pun mulai menjalani sebagaimana murid Ever dan Never.




Terrnyata, cerita mereka berdua sedang ditulis oleh Storian dan mereka tidak bisa mengubahnya, kecuali mereka menemukan cinta sejati dan menciumnya. Lama-kelamaan, sifat asli mereka terlihat. Sophie yang ternyata hanya tulus pada Agatha supaya masuk Sekolah Kebaikan dan Agatha yang sangat tulus menyayangi Sophie (namun dia sendiri tidak menyadarinya) dan diperintahkan ibunya untuk masuk Sekolah Kejahatan.

Sophie yang awalnya terlihat manis, mulai terlihat jahat semenjak ia mengetahui bahwa Agatha masuk ke Sekolah Kebaikan. Ia iri.Ia merasa bahawa dirinya lebih baik dan lebih pantas dari Agatha.

Agatha masih menyayangi Sophie. No matter what. Ia juga tidak peduli peringkat-peringkat bagus yang diraihnya di Sekolah Kebaikan. Hal yang selalu ada di pikirannya adalah bagaimana ia dan Sophie meloloskan diri dari sekolah ini.

Persahabatan keduanya diuji ketika Agatha menyukai Tedros dan Sophie memanfaatkan Tedros untuk mendapatkan ciumannya. Agatha dengan sangat tulus membantu Sophie mendapatkan Tedros. Padahal, Agatha juga menyukai Tedros.

Romance, fiction, friendship, fantasy you name it! Buku ini sukses mengaduk-ngaduk isi pikiran dan emosiku. Perjuangan Agatha, keegoisan Sophie, sampai hal-hal penuh pengorbanan antara mereka berdua. Alurnya tidak cepat dan tidak lambat. Konsisten dan kuat. Amanat yang disampaikan pun sangat positif. Banyak kejutan-kejutan baru setiap lembarnya. Semuanya terasa segar dan orisinal. Bukan tipe roman yang cheesy atau fiction yang tidak masuk akal.

 I will give 4.5/5 for this! Awal yang sangat bagus untuk sebuah permulaan series. Cocok banget dibaca pas lagi ingin bacaan santai dan ringan


Goodbye,
lovelots
xoxo

No comments:

Post a Comment

 

Template by BloggerCandy.com | Header Image by Freepik