/>

Thursday, June 30, 2016

Review : The School For Good And Evil #2 : Dunia Tanpa Pangeran - Soman Chainani




Judul : The School For Good And Evil #2 : Dunia Tanpa Pangeran
Author : Soman Chainani
Genre : Romance, Fantasy
Penerbit : Bhuana Sastra
Bahasa : Indonesia
Tebal : 511 hlm
Cover : Softcover
Terbit : Mei 2015

Catatan : Series, #2
ISBN : 978-602-249-949-7
Harga : Rp 85.000,-


Sinopsis : 

Sophie dan Agatha telah berhasil pulang ke Gavaldon, menjalani "bahagia selamanya" versi mereka. Namun, hidup tidak seperti dongeng yang mereka harapkan.

Agatha diam-diam berharap seandainya ia memilih akhir bahagia yang lain bersama pangerannya. Permohonan rahasia itu membuka kembali pintu menuju Sekolah Kebaikan dan Kejahatan. Tak disangka, dunia yag dulu pernah ia ketahui bersama Sophie ternyata telah berubah. 

Penyihir dan putri, tukang tenung dan pangeran, bukan lagi musuh. Ikatan baru telah terbentuk, menghancurkan hubungan lama. Namun, di balik hubugan rumit antara Kebaikan dan Kejahatan ini, perang sedang dipersiapkan. Musuh yang sangat berbahaya tersembunyi di balik topeng wajah yang mereka kenal. Saat Agatha dan Sophie berjuang untuk memulihkan kedamaian, sebuah ancaman itu datang dari dalam diri mereka sendiri....

Resensi :
Kembali melanjutkan petualan Sophie dan Agaha ke Sekolah Kebaikan dan Kejahatan. Sophie dan Agatha telah kembali ke Gavaldon dengan selamat. Selama dua ratus tahun semenjak penculikan oleh Sang Guru, akhirnya ada anak yang kembali. Sophie bertekad untuk membuktikan kepada Agatha dan dirinya bahwa dirinya adalah gadis yang Baik, bukan penyihir berkutil yang ada di sekolah tersebut. Sophie mengadakan pertunjukan drama tentang kisahnya di SKK dan bagaimana ia kembali. Agatha tidak menyukai ide itu. Baginya, hanya akan menorehkan kenangan buruk dalam pikirannya. 

Ayah Sophie akan menikah dengan janda gendut bernama Honora, wanita yang sangat tidak disukai Sophie. Sophie mencoba merelakan pernikahan ayahnya. Ia meyakinkan dirinya bahwa ia Baik dan ia akan bersikap baik pada Honora dan anak-anaknya. Agatha marah padanya karena Sophie sangat memaksakan rasa relanya untuk Honora. Agatha tau bahwa Sophie sangat tidak menyukai Honora. Di tengah pernikahan Stefan dan Honora, emosi Agatha memuncak, ia tidak sadar jarinya berpendar terang. Sophie melihatnya sekilas, namun ia mengabaikannya. Sophie tidak tahu, bahwa diam-diam sahabatnya meminta akhir bahagia bersama pangerannya.

Tiba-tiba saja sekumpulan anak panah menyerbu tenda pernikahan. Orang-orang berlarian dengan panik. Serangkaian serangan yang berasal dari luar hutan terus berdatangan. Datangnya serangan itu disertai pesan untuk menyerahkan Sophie. Agatha dan Sophie kabur dari Gavaldon. Mereka mengikuti jejak kupu-kupu biru. Setelah menyusuri hutan dan kebun bunga, mereka sampai di SKK. SKK berubah. Tidak ada Sekolah untuk Kebaikan atau Kejahatan. Sekarang berubah menjadi Sekolah Perempuan dan Sekolah Laki-laki. Para Pangeran didepak dari Sekolah Kebaikan. Mereka sangat marah dan mengancam akan menuntut balas dan membunuh Sophie dan Agatha. Sekolah pun dipimpin oleh Evelyn Sader, saudara Profesor Sader.

Agatha berusaha untuk membatalkan permohonan rahasianya itu. Dia berusaha untuk menemui Tedros untuk menutup permohonannya dan kembali ke Gavaldon. Agatha hanpir mati diserang para mantan pangeran tersebut. Demi Sophie dan demi pulang ke Gavaldon, ia tetap berusaha. Tiga penyihir sahabatnya, Hester, Anadil, dan Dot membantunya. Di tengah perjuangannya, ia tak sengaja melihat Sophie menunjukkan tanda-tanda penyihirnya. Agatha mulai meragukan Sophie. Di menara Laki-laki, para pangeran itu merencanakan untuk menggulingkan perempuan dan membatalkan kehendak para perempuan untuk menjadikan mereka budak.

Itu dia summary dari buku ini. Buku ini dominan oleh ceriata Agatha berusaha menyelamatkan mereka berdua dan kembali pulang ke Gavaldon. Secara plot, buku ini benar-benar penuh kejutan. Minim plot hole. Satu bab ke bab lainnya saling berkaitan. Buku ini penuh dengan suasana petualangan. Kita tidak bisa menebak apa yang akan terjadi di halaman selanjutnya. Susah berhenti baca. Alurnya juga halus, tidak dipaksakan. Karena buku ini masih ada sekuelnya, jelas di akhir, ceritanya menggantung. 


"Baik dengan Baik, Jahat dengan Jahat....

Permohonan keduanya terwujud" 

Tokoh favorit pastinya Agatha. Agatha itu benar-benar setia kawan. Walaupun agak kecewa dengan sikapnya memohon mendapatkan pangeran yang berujung Sophie hampir terbunuh. Walaupun begitu, Agatha masih berusaha untuk memperbaiki kesalahannya. Agatha bertanggung jawab atas permohonan rahasianya.

Adegan favorit mungkin saat Tedros, Agatha, dan Sophie --sedang bersembunyi-- tengah berseteru di menara Sang Guru. Mereka memperebutkan Storian. Ketika mereka melunak, ketika mereka akan memenuhi takdir cinta senjati mereka, seberkas sinar merah muda menyerang dan memecah mereka. Agatha berpikir Tedros menyerangnya, padahal Agatha datang dengan damai. Tedros pikir Agatha menyerangnya, karena tidak ingin menyerahkan Storian.

So, buku ini benar-benar penuh kejutan. Banyak misteri-misteri tertulis di setiap halaman buku ini dan sayangnya belum dijawab sampai akhir buku. Mungkin beberapa kejaidan misterius sudah dijelaskan di penghujung buku, namun beberapa masih disiapkan mungkin untuk sekuel terakhirnya. Aku ga kecewa sama buku ini. Melampaui ekspektasi.Ga sabar baca terjemahan buku ketiganya! The School For Good and Evil #3 : The Last Ever After. Udah terbit dari 2015, cuma belum ditranslate. Kabarnya, penulis juga merilis The Ever Never Handbook. Buku panduan untuk bersekolah di SKK.

I'll give this book 4.5/5. I really like this book. Buat kalian yang suka dengan cerita Pangeran-Putri klasik namun kalian tetaplah remaja yang suka cerita petualangan, kalian harus baca!! :)

Goodbye,
lovelots
xoxo

Wednesday, June 29, 2016

Review : Writer vs Editor - Ria N. Badaria



Judul : Writer vs Editor
Penulis : Ria N. Badaria
Genre : Romance, Metropop
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Bahasa : Indonesia
Tebal : 312 hlm
Cover : softcover
Terbit : Cetakan kedua, November 2015
ISBN : 978-602-032-297-1
Harga : Rp. 60.000,-

Sinopsis : 

Hidup terkadang tidak sesuai dengan apa yang direncanakan... Kalimat yang tepat untuk menggambarkan kehidupan Nuna R. Mirja, bekerja sebagai pegawai swalayan padahal bercita-cita menjadi penulis. Nuna menyebutnya sebagai “pelencengan rencana hidup”. Berkali-kali menerima penolakan dari berbagai penerbit atas naskahnya sudah cukup menjadi alasan Nuna untuk melupakan cita-citanya. Hingga ia menerima surat dari salah satu penerbit yang menyatakan naskahnya layak untuk diterbitkan. Sepucuk surat yang membuat Nuna berpikir hidupnya akan mulai berjalan sesuai rencana. Sayangnya dia salah. Ini justru awal dari berbagai pelencengan rencana hidup lainnya. Mulai dari mendapat editor yang sangat menyebalkan untuk naskahnya. Bertemu kembali dengan cinta pertamanya, sosok sempurna yang selalu membuatnya patah hati, setiap kali ia menyadari perasaannya takkan pernah tersampaikan. Hingga kehilangan orang yang begitu penting dalam hidupnya, yang mengharuskannya berusaha lebih keras di antara dilema cinta yang datang tak terduga.

Resensi :
Holaaa, back with review! Kali ini mau meresensi sebuah buku yang aku dapatkan karena adanya promo beli 4 bayar 3 di tobuk Grame*dia. Btw, langsung ke resensinya nih.

Buku ini menceritakan seorang penulis yang berusaha agar bukunya diterbitkan. Namun, nasib penerbitan bukunya menggantung. Jadilah ia bekerja sebagai pegawai toko swlayan waralaba. Nampaknya ia harus menunda dahulu cita-citanya menjadi penulis seperti J.K. Rowling. Suatu hari, sepucuk surat mengubah segalanya.

Rengga, laki-laki yang berambisi menjadi seorang jurnalis. Bukannya sembarangan lulusan, nilainya pun tidak jelek dan alumni salah satu kampus terkenal. Sepandai-pandainya mengatur rencana, pasti Tuhan mempunyai jalan-Nya sendiri. Berpuluh-puluh CV ia kirimkan ke berbagai perusahaan jurnalistik namun tak ada satupun yang merespon. Hingga akhirnya, ia melamar sebagai editor redaksi fiksi di sebuah penerbit buku bernama GlobalBooks.

Rengga dan Nuna dipertemukan dalam sebuah naskah yang hendak naik centak. Rengga kesal Nuna sulit dihubungi, juga Nuna yang kesal akan sikap Rengga yang terkesan semena-mena padanya. Ponsel adalah kunci komunikasi Rengga dan Nuna, namun Nuna menolak memilikinya. Teman-temannya pun menganjurkan (sedikit memaksa) Nuna untuk memeli ponsel. Walaupun ponsel di tangan, proses komunikasi mereka tetap tidak berjalan mulus. Rengga bagaikan jatuh tertimpa tangga. Uangnya habis oleh Marsya, pacarnya yang sangat matre dan juga Nuna yang menurutnya tidak bisa profesional. 

Di kantor, Rengga memiliki atasan baru bernama Arfat. Tanoa disangka, Arfat meminta Rengga untuk mempertemukannya dengan Nuna. Rengga yang keheranan pun tetap menghubungi Nuna untuk memintanya datanf ke kantor GlobalBooks. Rengga yang awalnya tidak menyukai Nuna, mulai sedikit melunak pada Nuna. Akan tetapi, Rengga tetap menolah bahwa ia jatuh cinta pada Nuna.

Anyway, buku ini masih tipe buku dengan plot benci jadi cinta. Walaupun begitu, buku ini masih bisa dinikmati. Aku tidak terlalu berharap banyak, so aku ga kecewa kecewa banget. Kelebihan dari buku ini ialah ceritanya ga gantung banget, plotnya halus, mengalir dan natural, juga karakternya jelas dan sang penulis tahu karakter ini akan dibawa kemana dan seperti apa. Konflik yang dipakai juga seperti konflik sehari-hari, cek cok kecil dengan atasan kita. Walaupun begitu, kta tahu bahwa mereka akan baik-baik saja pada akhirnya. Kekuranagnnya mungkin lebih ke tipe cerita yang mainstream, benci jadi cinta dan diperebutkan dua orang idaman. Juga, aku melihat ada beberapa kata yang salah ketik. But, aku dan teman-temanku masih menikmati buku  ini sebagai bacaan ringan yang dibaca saat santai atau membaca buku ini sambil chit-chat dengan teman-teman.

Tokok favorit dari buku ini adalah Radit, sahabat Rangga. Walaupun terkesan provokator, sebenarnya ia orang yang friendly dan humoris. Lucu sekali melihat tingkah Radit yang selalu menggoda Rengga. Sisi lainnya juga ia sangat sayang pada istrinya, bahkan rela pulang cepat hanya karena istrinya yang memang sedang haml itu mulas. Ternyata, istrinya mulas karena salah makan :(

Adegan favorit mungkin ketika Radit berkata pada Rengga bahwa Arfat adalah saingan yang berat untuk mendapatkan Nuna. Alih-alih memberitahu strategi mendapatkan Nuna, Radit malah membeberkan kelebihan Arfat depan Rengga yang mungkin membuat Rengga berpikir "Lo temen gue bukan sih?". Kita bisa melihat bahwa persahabatan Radit dan Rengga memang sudah terjalin sangat kuat.

I'll give this book 3.7/10. Buku yang cukup bisa dinikmati tanpa  eskpektas terlalu tinggi. Mungkin bisa jadi sedikit informasi buat kalian yang mau cetak tulisan-tulisan kalian.

Goodbye,
lovelots
xoxo

Tuesday, June 28, 2016

Review : The Devil In Black Jeans - aliaZalea



Judul : The Devil In Black Jeans
Author : aliaZalea
Genre : Metropop
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Bahasa : Indonesia
Tebal : 325 hlm
Cover : Softcover
Terbit : Cetakan kelima, Maret 2014
ISBN : 978-979-22-9188-9
Harga : Rp 65.000,-


Sinopsis :

Dara betul-betul mencintai pekerjaannya sebagai personal assistant para artis, sampai dia bekerja untuk Blu, penyanyi opera Indonesia berumur lima belas tahun. Masalahnya bukan pada Blu, tapi kakaknya, yaitu Johan Brawijaya, drummer paling ganteng se-Indonesia yang superprotektif kepada adiknya dan membuat Dara ingin mencekiknya setiap kali bertemu.
Sebagai drummer kawakan Indonesia dengan wajah di atas rata-rata dan masih single, Jo mencintai kebebasannya untuk melakukan apa saja yang dia mau. Kebebasan ini punah dengan kedatangan adiknya di rumahnya. Seakan itu belum cukup parah, kini seorang PA artis yang sok tahu, super menyebalkan, berbentuk Dara, muncul dan mulai mengatur kehidupannya.
Satu-satunya hal yang membuat mereka berdua bisa saling bertoleransi adalah karena Blu. Atau itulah yang mereka pikir hingga ciuman itu terjadi. Satu ciuman yang membuat keduanya berpikir dua kali tentang perasaan mereka terhadap satu sama lain.

Resensi :
Buku yang berjudul catchy ini bermula ketika pembacaan surat wasiat dari Samuel Brawijaya, drummer Indonesia yang playboy dan juga ayah Jo dari istrinya yang pertama. Adapula Tante Rina, istri kedua ayahnya yang bertahan hanya dua tahun dan tanpa anak. Hadir pula, Tante Poppy dan Blu. Jo tidak dekat pada mereka semua, ia pun memanggil Poppy dengan namanya,k arena jarak usia mereka yang terpaut 10 tahun. Jo pun kembali karena pembacaan wasiat ayahnya yang meninggal karena kecelakaan. Sebelumnya, ia melarikan diri ke Singapura kemudian ke Berlin dengan alasan pendidikan. Mungkin itu alasan utamanya, namun alasan lainnya adalah karena Jo tidak mau terlibat dalam kehidupan para wanita ayahnya. Ketika surat wasiat dibacakan, Jo terkejut bukan main. Ia akan tinggal bersama Blu selama Tante Poppy kursus kuliner di Perancis. Sebagaimana kakak laki-laki yang bertanggung jawab, ia pun menetap di Jakarta dan mengurus Blu.

Jo yang menetap di Jakarta pun ditawari posisi sebagai drummer di band milik Revelino Darby. Jo tetaplah Jo. Dirinya tetaplah pecinta kebebasan dan... wanita. Kehadiran Blu tentu saja tidak bisa membawa sembarangan perempuan kerumahnya. Mengurus perempuan yang masih dalam masa pubertas dan juga berprofesi sebagai penyanyi opera terkenal pun cukup membuat dirinya overwhelm. Ditambah lagi profesinya sebagai drummer terkenal yang punya jadwal tour yang menyita waktunya. Ia pun berpikir untuk mencarikan Blu asisten dengan bantuan Revel. Jo punya sederet daftar kriteria untuk asisten Blu nanti. Ia sangatlah protektif terhadap adiknya. Yah, walaupun Jo terkesan dindin dan cuek pada Blu, sesungguhnya ia sangat sayang pada adiknya itu.

Sisi lain, Dara, professional personal assistant melamar untuk menajdi asisten Blu. Bukanya tanpa pengalaman, Dara pernah menjadi asisten Tante Emil, penyanyi senior. Dara sempat terpikirkan soal Panji, tunangannya. Panji sebenarnya tidak menyukai pekerjaan Dara sebagai PA. Menurut Panji, pekerjaan Dara sangat menghabiskan waktu. Panji tidak punya banyak waktu bersama-sama Dara. Walaupun begitu, Dara masih tetap mengambil pekerjaan itu. Pertama kali bertemu Jo, keduanya langsung bermusuhan. Jo heran mengapa wanita cantik seperti Dara mau menajdi seorang PA dan... kebal terhadap pesonanya. Dara sukses membuat Jo kesal dengan segala tingkahnya. Bagaimana tidak, di pertama kali mereka bertemu saja Dara sudah menuduh dia menggunakan obat-obatan.

Kalau saja adiknya tidak mengatakan bahwa ia sangat menyukai Dara dan ia juga sangat membutuhkan asisten, Jo hampir saja tidak jadi memperkerjakan Dara. Blu sangat dekat pada Dara. Dara sudah seperti kakak perempuan yang sangat pengertian pada Blu. Cek cok antara Dara dan Jo masih saja terus berlanjut. Mulai dari masalah jadwal Blu sampai isi kulkas. Tak lama kemudian, Panji mengetahui pekerjaan Dara dan memajukan pernikahan mereka menjadi bulan depan. Dara dan Jo tidak tahu, bahwa ada perasaan yang tumbuh diantara mereka berdua. 
Aku mendapatkan buku ini sekitar bulan Mei 2016 kemarin. Awalya, aku pernah dengar dari salah satu teman bahwa buku ini recommended banget dan ketika jalan di tobuk pun, buku ini menarik dan catching banget dari segi judul dan 'bling-bling'.
Tipikal cerita benci jadi cinta. Tapi, entah kenapa ada perasaan sendiri membaca buku ini. Buku yang tidak bisa membuatmu berhenti membaca halaman selanjutnya dan bertanya-tanya hal apa yang akan terjadi. By the way, buku ini ada sedikit cuplikan tulisan yang memang membutuhkan bimbingan orang tua. Anyway, i like Dara tho. Dara, perempuan mandiri dan punya pendirian. Hidup Dara punya tujuan, jelas dan tahu cara mencapai tujuannya. Bukan tipe perempuan yang mudah freaking out ketika menghadapi sesuatu diluar kendalinya. Dalam kata lain, Dara pandai mengatur emosinya.
Apabila dilihat dari segi plot, plot teratur, tidak terlalu rumit, dan under-control. Bahasa yang digunakan juga light dan tidak terlalu asing. Adanya pihak ketiga, seperti meramaikan kisah antara Jo dan Dara. Walaupun Jo berusaha membuat Dara cemburu, nyatanya malah Dara berbalik membuat Jo kalang kabut. Buku ini juga menjelaskan suka duka menjadi selebriti dan juga dunia entertainment in a good way. Seperti menghadapi para penggemar dan persiapan manggung.
Kak aliaZalea juga merilis beberapa buku lain yang tampaknya memiliki seutas benang yang sama. Benang pertama yang ditemukan berupa tag buku Celebrity Wedding yang berkisah tentang Revel-Ina. Review it soon?
 Anyway, i like this book.  It gives me a whole new experience. I will recommend it, definitely. Gonna give it 4.4/5 for my drummer! 
Goodbye, lovelots! xoxo

Friday, June 24, 2016

Review : So, I Married The Anti-Fan - Kim Eun Jeong



Judul : So, I Married The Anti-Fan
Author : Kim Eun Jeong
Genre : Romance, Comedy
Penerbit : Penerbit Haru 
Bahasa : Indonesia
Tebal : 525 hlm
Cover : Softcover
Terbit : Cetakan ketiga, Maret 2016
ISBN 13 : 978-602-7742-61-1
Harga : Rp. 81.000,-

Sinopis :

Aku tinggal dengan idola paling terkenal se-Korea. Tapi… Aku adalah antifan-nya.

H, salah satu bintang pemicu hallyu wave akan tinggal dengan antifan-nya dalam sebuah variety show.

 Mr. H: Tentu saja aku bisa menangani antifan-ku. Aku ini pria yang penuh dengan kejutan
 Ms. L: Sebagai antifan-nya, aku akan membuka semua rahasia busuknya. Lihat saja nanti

Begitu berita itu keluar, para fans Mr. H segera membentuk pertahanan untuk melindungi idolanya. 

Dan jika Ms. L melukai Mr. H barang sedikitpun maka mereka tidak segan-segan untuk bertindak.

Resensi :
Halooo. Ini resensi lainnya setelah membaca buku ini selama 4 hari. Aku memutuskan membaca buku ini karena mengikuti sebuah BookMates reading challenge. Awal aku membaca ya karena penasaran saja dan sering sekali buku ini tertangkap mata saat sedang berbelanja di toko buku. Covernya yang eye-catching (bright yellow) dan juga gambar seorang gadis yang terlihat kesal karena hoodie-nya ditarik oleh seorang laki-laki. Singkatnya, buku ini terlihat outstanding di rak buku.

Cerita ini dimulai dari Geun Yong, seorang wartawan yang ditugaskan untuk meliput pembukaan sebuah klub milik seorang rapper bernama JJ. Geun Yong pun ditugaskan karena para rekan-rekannya yang berkata "Geun Yong sajalah" saat ditanya siapa yang akan meliput club opening. Geun Yong dan rekannya, Su Hwan minum alkohol sampai Geun Yong mulai merasa kepalanya pusing dan sepertinya ia butuh pergi ke kamar mandi. Saat di kamar mandi, ia terkejut melihat Hu Joon bersikap kasar pada seorang gadis bergaun merah. Hu Joon meninggalkan gadis tersebut menangis di dekat toilet. Geun Yong akhirnya kembali ke mejanya dan memikirkan kejadian di toilet tadi.

Beberapa saat kemudian, Geun Yong merasa alkohol telah membuat dirinya mual. Saat akan mengeluarkan isi perutnya, ia menabrak seseorang dan karena tidak tertahankan, akhirnya ia muntah di baju orang tersebut. Tanpa disangka, orang tersebut adalah Hu Joon, sosok yang ia lihat tadi.Hu Joon membentak Geun Yong dan ia berlalu begitu saja. Malu dan kacau, itulah perasaan Geun Yong. Su Hwan pun mengejar Geun Yong. Geun Yong kembali mual dan muntah di belakang sebuah mobil. Dewi Fortuna sepertinya tidak memihak padanya. Mobil tersebut milik Hu Joon. 

Beberapa hari kemudian, Geun Yong dipecat dari kantornya. Atasannya menganggap Geun Yong tidak becus dalam bekerja. Geun Yong sangat kesal. Ia menuduh Hu Joon telah menyuruh atasannya untuk memecat dirinya. Hu Joon takut citranya memburuk lantaran kejadian malam itu di pembukaan klub JJ. Geun Yong pun menyusun rencana untuk menjatuhkan Hu Joon. Tak disangka, saat sedang berdemo didepan kantor Hu Joon, ia diserang fans Hu Joon. Geun Yong semakin kesal dan semakin berniat untuk menjatuhkan Hu Joon.

Ia pun diminta wawancara oleh seorang reporter mengenai masalah dirinya dengan Hu Joon. Harapan Geun Yong adalah wawancara tersebut dapat membukakan mata masyarakat bahwa Hu Joon tak lebih dari seorang penipu, laki-laki kasar dan penyebab ia dipecat dari kantornya. Lagi-lagi, harapan Geun Yong pupus. Wawancara itu berbalik menyerangnya. Sejak hari itu, ia menyandang nama Anti-Fan.

Tanpa disangka-sangka ia ditawari untuk membintangi sebuah variety show. Variety show yang berjudul So, I Married The Anti-fan tersebut membuat Geun Yong harus tinggal bersama Hu Joon dan manajernya, Ji Hyang. Geun Yong akan menggantikan Ji Hyang sementara sebagai manajer Hu Joon dan seluruh aktivitasnya akan disorot. Geun Yong rasanya kesal sekali, namun karena tawaran bayaran sebesar 10 juta won dan didesak berbagai hutang dan kebutuhan, akhirnya ia menandatangani kontrak syuting variety show tersebut.

Diam-diam, dia pindah ke apartemen Hu Joon yang kebetulan juga dijadikan tempat syuting SIMTA karena ia sudah tidak mampu membayar uang sewa. Acara tersebut menjadi seperti ajang balas dendam bagi Hu Joon dan Geun Yong. Kejadian-kejadian aneh dan iseng mulai mewarnai kehidupan mereka berdua. Mulai dari Geun Yong yang menambahkan sesuatu pada minuman Hu Joon saat syuting iklan, Hu Joon yang dengan sengaja melepaskan layang-layangnya supaya dikejar oleh Geun Yong, dan lain-lainnya. Tinggal bersama-sama Hu Joon, membuat Geun Yong melihat sisi lain Hu Joon. Hu Joon yang terjebak masa lalu dengan In Hyong dan juga konfliknya dengan JJ. Geun Yong lama kelamaan memiliki perasaan lebih pada Hu Joon, namun ia belum menyadarinya

"Menurutku, kau dan Hu Joon sepertinya sudah tidak terlalu saling membenci seperti saat pertama kali bertemu dulu. Sikap Hu Joon padamu, sikapmu pada Hu Joon, sepertinya kalian terlihat mulai saling medukung...." -Page 264


So, the roller-coaster of love is started. Buku ini tipe buku yang sedikit kanak-kanak dalam artian kinda cute in some aspect tetapi masih memiliki sentuhan dewasa didalamnya. Geun Yong yang ambisius dan cenderung aktif bertemu dengan Hu Joon yang sangat cuek namun diam-diam menikmati aksi balas-membalas tersebut. Ribut-ribut kecil dan beragam cek cok terjadi di rumah tersebut. Kita seperti diingatkan dengan sebuah kutipan yang berbunyi "Hati-hati benci jadi cinta. Jodoh tidak ada yang tahu."

My favourite part would be..
Saat Hu Joon dan Geun Yong mengantar seorang fan kecil untuk kembali ke rumahnya di Daegu. Juga menyetir ke Cheongju untuk membantu Geun Yong menemui orang tuanya. Menurutku, bisa dilihat bahawa sebenarnya Hu Joon peduli dan perhatian pada Geun Yong. Karakter yang kusukai mungkin Geun Yong. Geun Yong sangatlah blak-blakan dan transparan. Ia tetap berpikiran positif dalam menjatuhkan Hu Joon, namun siapa sangka bahwa variety show tersebut menguban dirinya dan padangannya terhadap Hu Joon. Kabarnya, buku ini akan diadaptasikan ke film berjudul serupa dengan cast Park Chanyeol sebagai Hu Joon dan Yuan Shanshan sebagai Geun Yong. Apakah filmnya akan sesuai ekspektasi kita, para pembaca?

Kalau kamu adalah seorang pembaca setia buku-buku romance dan komedi, buku ini mesti kamu baca karena perpaduan antara romance dan komedi disini cukup apik. Romansa yang terbalut dalam komedi yang membuat kita tertawa kecil saat membacanya.

3.7/5 deh buat kalian, cheers! *drink soju*

Goodbye,
and lovelots
XOXO

Thursday, June 23, 2016

Review : Peek A Boo, Love - Sofi Meloni




Judul : Peek A Boo, Love
Author : Sofi Meloni
Genre : Amore; Romance
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Bahasa : Indonesia
Tebal : 246 hlm
Cover : Softcover
Terbit : 25 Januari 2016
ISBN 13 : 978-602-032-408-1
Sinopsis :
Hey, Cinta. Apakah kamu di sana? Oh,  tidak? Mungkin di sini? Tidak juga ternyata. Sebenarnya kamu di mana?
Memulai kehidupan profesional tidak semudah yang kubayangkan saat aku memutuskan pindah ke  Jakarta.  Macet dan polusi di mana-mana, Transjakarta yang sesak, serta kopi pahit yang disodorkan rekan kerjaku setiap pagi. Belum lagi atasanku, Pak Daniel, yang kelewat misterius.
Semuanya semakin rumit saat masalah datang dan mempertemukanku kembali dengan Evan, pria yang mengajakku berkenalan di halte Transjakarta.  Kejutan lainnya adalah Sam, teman chatting-ku, yang ternyata juga berada di kota yang sama denganku dan mengajak ketemuan! Entah berapa banyak lagi kejutan yang menantiku di kota metropolitan ini.
Hey, Cinta. Apa aku akhirnya akan menemukanmu di sini?
-Lulu-

Resensi :
So, cerita ini adalah cerita romance yang menceritakan gadis yang bernama Lulu yang pindah ke Jakarta dan mencoba menjalani hidup barunya disana.

Kisah dimulai dari pertemuan Lulu dengan Evan di halte busway dan berlanjut rapat purchasing. Evan yang bertemu dengan Lulu setiap pagi di Halte. Evan yang supel, Evan yang friendly, Evan yang ini dan Evan yang itu. Lulu pun mengagumi sosok Evan dan mengira bahwa Evan menyukainya juga. Sampai pada sebuah acara kenaikan jabatan sekaligus perayaan Ulang Tahun Evan, dimana Lulu ditampar oleh kenyataan. Sebuah obrolan ringan antar teman kerja yang tak sengaja tercuri dengar olehnya. Evan mendekatinya karena menyukai teman satu divisinya, Cindy. 

Lain hal di divisi kantornya, Purchasing. Ia tidak harmonis dengan teman satu divisinya, Cindy. Baginya, Cindy adalah tipikal wanita kantor yang kurang ia sukai. Lulu juga tidak menyukai sikap Cindy yang terang-terangan seperti menggoda atasan mereka, Pak Daniel. Tindakan Cindy yang cenderung seduktif membuat Lulu sedikit gerah. Ribut-ribut kecil  mereka di kantor seringkali membuat Pak Daniel sedikit pusing. 

Segala perasaan dirinya, keluh kesah maupun  cinta ia utarakan pada teman internetnya, Sam. Walaupun aku sedikit tidak menyangka ada karakter "Sam". Seperti "Woah, i didn't see that coming.", namun siapa tahu bahwa dia adalah kunci dari hidup Lulu. Sam sangatlah baik pada Lulu. Bahkan mengiriminya sebuah barang.

Salah satu karakter yang sedikit tersembunyi namun ternyata sangat penting adalah Pak Daniel. Atasan Lulu. Ia tidak pernah terang-terangan memerhatikan Lulu, namun perhatian itu ada. Hanya saja harus lebih jeli melihatnya. Tipikal atasan yang merasa bersalah bila anggotanya tidak berjalan sesuai rencananya. Juga kebal terhadap godaan Cindy.

Novel ini menghadirkan kejutan-kejutan tidak terduga. Hal kecil yang terkadang seperti pemanis cerita justru itulah kunci dari segala misteri yang ada. Banyaknya plot twist yang akan membuat kalian berpikir "one more page" walaupun waktu sudah menunjukkan jam 1 pagi di hari kerja, Isi buku ini menghangatkan hati dan membuat berbunga-bunga. Terkadang tersenyuk sendiri dan kesal sendiri karena tingkah para tokohnya.

Latar yang dipakai dibuku ini sangat natural. Pertemuan sehari-hari dengan teman keja di tempat umum dan sedikit intrik dengan teman sekantor. Mungkin sedikit tidak related dengan pembaca usia muda seperti aku. But, kalau kalian adalah pembaca dengan usia 20 tahun ke atas, buku ini terasa related dengan keseharian kalian. 

My favorite part would be the meeting. Pertemuan Sam dan Lulu di sebuah kafe buku. Twist yang benar-benar membuat kalian kaget, sedikit cursing dan a very big smile. Casual but shocking, i can say. Another favorit part is adegan mereka di lift. Mereka yang terjebak dalam lift, berdua. Menunggu bantuan datang. Mereka sibuk dengan ponsel mereka masing-masing. Ternyata, mereka tidak sadar akan sesuatu yang akan terjadi ke depan. 


Overall, i like this book. Romance yang sangat terasa dan natural. Tidak berlebihan dan alurnya pun mengalir begitu saja. 

Have a 3.8/5 future, Ms. Geeky and Sam.
 

Template by BloggerCandy.com | Header Image by Freepik